Kurang Tenaga Ahli, Industri Tembaga Kelimpungan
Posted on 2012-4-5
Boyolali — Buruknya regenerasi pada Sentra Kerajinan Tembaga dan Kuningan di Desa Tumang, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, mengakibatkan kelangkaan pada tenaga ahli. Kondisi ini terjadi karena selama ini proses regenerasi sangat lamban.
Seperti diungkapkan salah satu perajin tembaga asal Tumang, Manto, Tenaga ahli yang bisa membantu membuat kerajinan sangat minim. Bahkan pihaknya seringkali kesulitan menemukan tenaga ahli untuk menyelesaikan pesanan. ”Corak yang dibuat di sini kan sangat khas dan hampir tidak ada saingan di pasaran luar negeri, sangat disayangkan bila enggak ada tenaga ahli terutama dari kalangan generasi muda yang mewarisi,” ungkap Minto, Kamis (5/4).
Dijelaskan juga, perajin memerlukan ketrampilan khusus dalam menyelesaikan karyanya, tanpa itu sangatlah tidak mungkin. ”Sudah itu bila ada pesanan banyak, kami sampai kelimpungan,” ungkap Manto.
Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah dan DPRD Boyolali untuk membantu mengatasi hal tersebut. Paling tidak pemerintah memfasilitasi pelatihan terhadap generasi muda di Tumang.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Komisi IV DPRD Boyolali, Agus Wiyono berjanji akan memfasilitasi pelatihan dengan melibatkan sejumlah Satker dan BLK yang ada. ”Kita akan coba fasilitasi, karena eman-eman bila regenerasi di tumang tidak ada,” ungkap Agus.
Kerajinan di Tumang sendiri merupakan kerajinan tembaga dan kuningan yang diexspor ke luar negeri. Pesanan paling banyak datang dari Amerika Serikat, Australia, Belgia, Perancis, Brunei Darusalam dan Malaysia. Pesanan yang mengalir saat ini berupa bak mandi, hiasan air mancur dan lampu hias.(byll)