Industri Semen Diprediksi Tumbuh 12 Persen
Posted on 2012-6-18
TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Semen Indonesia memperkirakan pertumbuhan konsumsi semen Indonesia tahun ini mencapai angka 12 persen dibandingkan tahun lalu. Hingga semester pertama 2012 industri semen tumbuh 16 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Faktor pendorongnya adalah pertumbuhan infrastruktur,” kata Ketua Asosiasi Semen Indonesia, Widodo Santoso, Senin, 18 Juni 2012. Kesadaran untuk memiliki rumah diyakini menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya konsumsi semen.
Pada periode Januari hingga Juni 2012, total konsumsi semen dalam negeri diperkirakan mencapai angka 26 juta ton. Tahun lalu total konsumsi di pasar domestik sebesar 47,99 juta ton.
Jawa masih menjadi pangsa pasar terbesar konsumsi semen nasional, yaitu sebesar 55,2 persen. Sumatera menjadi pangsa pasar terbesar kedua, yaitu sebesar 23 persen, disusul Sulawesi dan Kalimantan dengan angka 7 persen. Widodo memperkirakan total konsumsi semen dalam negeri akan meningkat menjadi 54 juta ton tahun ini.
Widodo menuturkan konsumsi semen per kapita Indonesia terus tumbuh dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Pada 2007 konsumsi semen per kapita sebesar 141 kilogram. Angka ini melonjak menjadi 200 kilogram per kapita pada 2011.
Adapun konsumsi semen per kapita Indonesia menjadi yang ketiga terbesar di Asia setelah Cina dan India. Namun, jika dibandingkan dengan dua negara itu, konsumsi semen per kapita Indonesia masih tertinggal jauh, yaitu Cina sebesar 1.348 kilogram dan 1.201 kilogram per kapita.
Produsen semen akan fokus pada konsumsi dalam negeri. Menurut Widodo, pihaknya akan tetap memprioritaskan konsumsi dalam negeri sebelum melakukan ekspor. Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dia optimistis dengan pertumbuhan konsumsi semen nasional. “Kami tak (melakukan) ekspor sebelum dalam negeri aman,” kata dia.
Direktur Jenderal Berbasis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto, menyatakan Indonesia memiliki sembilan produsen semen yang berbasis di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Produsen ini masih sanggup memenuhi kebutuhan domestik Indonesia.
Kerangka Master Plan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia, khususnya pembangunan di luar Jawa, akan berpengaruh pada kebutuhan semen. Dia menyatakan industri semen nasional harus bisa memastikan kebutuhan ini akan terpenuhi.
Dia berjanji pemerintah akan mendorong sejumlah kebijakan untuk pertumbuhan industri semen nasional. “Misalnya memberikan insentif untuk pembangunan di wilayah tertentu,” kata Panggah.
Selain itu, industri semen nasional diharapkan juga memperhatikan aspek ramah lingkungan. Kementerian Perindustrian telah membuat peta jalan untuk mengantisipasi industri semen yang ramah lingkungan. “Kami memperkenalkan teknologi yang bisa hemat energi.”
I WAYAN AGUS PURNOMO