Balai Besar Logam dan Mesin Siap Lakukan Uji SNI Sepeda
Posted on 2011-12-1
BANDUNG, (TubasMedia.Com) – Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) Kementerian Perindustrian siap melakukan uji SNI sepeda, baik untuk sepeda impor yang kini membanjiri pasar nasional maupun sepeda produk lokal.
Hal itu dikatakan Kepala BBLM Sardjono kepada Staf Ahli Menteri Perindustrian bidang Pemasaran dan P3DN, Fauzi Aziz saat melakukan kunjungan kerja ke Bandung, Kamis silam. Sardjono didampingi Kepala Seksi Pengujian BBL, Roslina.
‘’Ya, kami sudah siap secara pisik dan admimnistrasi. Peralatan uji SNI sepeda yang ada di BBLM sudah sangat sempurna,’’ kata Roslina kepada Fauzi.
Peralatan diburuhkan untuk lakukan uji SNI sepeda katanya sudah diinstal sejak Januari 2012 setelah seluruh peralatan diimpor dari China dan Taiwan. Nilai investasi yang dikeluarkan BBLM Kementerian Perindustrian sebesar Rp 5 miliar.
‘’Sayang kan pak, kalau alat-alat ini tidak dimanfaatkan sementara investasinya cukup besar,’’ lanjut Roslina.
Dikatakan bahwa selama ini, sebelum BBLM memiliki alat uji SNI sepeda, pemerintah telah menunjuk swasta PT Turangga untuk melakukan uji SNI dimaksud. Namun, tambah Sardjono, kini saatnya pemerintah juga memberi hak yang sama dengan PT Turangga untuk melakukan uji SNI sepeda.
Menjawab pertanyaan berapa tarif uji SNI sepeda yang dikenakan BBLM, Sardjono mengatakan hanya Rp 16 juta. ‘’Pasti kita lebih murah. Pokoknya kami sudah teramat siap, tinggal tunggu perintah dan penunjukan dari pemerintah,’’ katanya saat ditanya berapa tarif uji SNI di tempat lain.
Sementara itu, Fauzi mengatakan, BBLM sebagai institusi pemerintah yang diberi tugas melayani dan membina serta membimbing kalangan industriawan, sudah saatnya bisa mencetak uang untuk mengimbangi investasi dan working capital (modal kerja) yang diberikan pemerintah kepada BBLM dan juga balai-balai lainnya.
Investasi yang ditanam pemerintah di BBLM untuk pengadaan peralatan sebesar Rp 70 miliar ditambah modal kerja Rp 19 miliar setiap tahun. Medlihat angka ini kata Fauzi sudah tidak benar cara kerjanya kalau BBLM tidak menghasilkan uang.
‘’Kalalu target Rp 4 miliar saja satu tahun, itu terlalu kecil. Menurut saya, mengingat peranan BBLM memajukan industri di dalam negeri sangat penting, paling tidak Rp 10 miliar setiap tahun harus bisa dihasilkan,’’ kata Fauzi.
Dalam kesempatan itu Fauzi menyatakan keprihatinannya melihat kondisi BBLM yang terkesan tidak terawat. Baik bangunan maupun areal BBLM yang luasnya 5 hektare lebih terkesan tidak bertuan. Rumput dan ilalang tumbhuh dimana-manan sementara gedung mess dan sejumlah ruangan lainnya yang berada di bagian belakang bangunan, terlihat kumuh.
‘’Bagaimana tidak kumuh, tidak pernah ada perhatian. Yah beginilah jadinya. Kondisinya sakit parah-lah,’’ kata Sardjono. (sabar)