China akan bangun industri baja dan aluminium di Indonesia
Posted on 2012-9-1
Tiga perusahaan China akan melakukan investasi hingga $8,6 milyar untuk membangun pabrik di Indonesia menyusul larangan untuk mengeksport bahan tambang mentah mulai diterapkan.
"Oriental Mining and Minerals Resources dan Rui Tong Investment akan menanamkan investasi sebesar $1.5 billion untuk membangun pabrik baja DRI Direct Reduced Iron dengan kapasitas 6 juta ton, " kata Menteri Perindustrian Mohamad Hidayat hari Kamis kemarin.
"Beijing Shuangzhongli Investment Management akan menanamkan uangnya sebesar $7.1 milyar untuk pembangunan pabrik pemurnian aluminium dengan kapasitas produksi 1.8 juta ton", Hidayat menambahkan.
Rencana investasi pembangunan industri baja dan aluminium di Indonesia dilakukan menyusul sejumlah investasi serupa yang dilakukan China untuk memperkuat keberadaannya di Indonesia sebelum Indonesia mulai melaksanakan larangan terhadap eksport biji besi yang akan dijadwalkan mulai berlaku tahun 2014.
Di masa lalu Indonesia telah memperketat kebijakan di sektor pertambangan, yakni dengan mewajibkan pengusaha asing yang mempunyai ijin pertambangan baru untuk melakukan divestasi terhadap aset yang dimiliki setelah 10 tahun produksi.
Indonesia juga menerapkan 20 persen pajak pada eksport bahan tambang mentah, dan mewajibkan eksporter tambang biji besi untuk menanamkan investasinya pada pabrik baja di Indonesia.
Hidayat mengatakan investasi sebesar $8.6 milyar akan menciptakan lapangan kerja baru sebanyak 46.000.
Sementara itu anak perusahaan Aluminum Corporation of China, atau Chalco, minggu ini menandatangani perjanjian dengan Indonusa Dwitama untuk membangun pabrik pemurnian bauxit, bahan mentah aluminium.
Awal bulan ini, Bosai Minerals Group, produser bauxit terbesar di China mengumumkan penanaman investasi sebesar $1 milyar untuk membangun pabrik serupa di Indonesia.